Kamis, 08 Oktober 2009

CAMBUK

”Lakukanlah segala kebaikan yang bisa kita kerjakan, selama kita bisa dan harus selalu berusaha untuk BISA....”

“Subhanallah, kata penyemangat yang dahsyat!!!” gumamku sambil menutup lembaran akhir majalah pemberian kak Syifa. Segera kumasukkan majalah itu kedalam tas.
Semalam Kak Syifa pulang dengan membawa seabreg buku untukku. Seperti biasa, tanpa babibu segera kuraih buku-buku itu dari tangannya, itung-itung meringankan beban dia. Hehe…Aku suka lihat senyum manis Kak Syifa, walaupun wajahnya kelihatan sangat lelah saat itu.
“Kakak senang….nanti kakak beli lagi ya. Insya Alloh!!!” janji Kak Syifa sambil memamerkan senyum manisnya itu. Selalu itu yang ia katakan. Buku seolah-olah sudah menjadi oleh-oleh wajib setiap dia pulang. Ntah sudah berapa banyak buku pemberiannya. Yang pasti sekarang rak ‘perpustakaan mini’ di kamarku telah dipenuhi koleksi buku dari Kak Syifa.
“ Meskipun dari kampung, pemikiran kita gak boleh ngampung!!!Makanya tanamkan semangat membaca dari sekarang, agar kita mempu bersaing dengan orang-orang kota..oke!!!” pesan Kak Syifa suatu hari.

****
“ Daaarrrr!!!!! Hayoo..ngelamun terus Naf…kunaon atuh??” gadis manis itu mengagetkanku.
“Astaghfirullah, ichaa! Untung aku gak jantungan. Lagian hobi banget sih ngagetin orang!!!” bentakku.
Eh, yang dibentak malah mesem-mesem sendiri sambil nunjukin wajah usilnya.
“ Aih, Nafisa!!! Laa taghdhab…aku kan cuma becanda. Hehe..yaudah, aku daftarin Facebook ya cantik.” Bujuk icha.
“Fb????gak usah ah cha….!!” Jawabku ragu.
“Ga apa-apa ko Naf!!!.Fb banyak manfaatnya juga lho. Lewat Fb, kita bisa sharing sama anak-anak rohis dari sekolah lain, belum lagi banyak ilmu yang akan kita dapat dari mereka. Ya kan???gak usah khawatir gitu lah.” Lagi-lagi bujukan sahabatku ini mengalahkanku. Gak tega rasanya lihat icha kecewa.
“Yaudah, tapi gak janji sering aku buka lho Fb-nya..”
“Iya, terserah kamu aja deh..aku buatin sekarang ya!” tawar icha penuh semangat.
Aku hanya bisa mengangguk mendengar tawarannya. Kebetulan hari ini Pak Tedi guru fisika kami gak hadir. Jadi icha bisa dengan bebas memainkan Accer hitam kesayangannya. Wajahnya berseri-seri saat ia mulai berselancar di dunia maya. Ah, aku bahkan gak tertarik dengan berbagai aktivitas seperti itu. Bagiku cukuplah dunia maya sebagai salah satu media informasi bukan untuk main-main.

****
“Makasih ya cha!” kuraih HP-ku dari tangannya sambil melemparkan senyumku.
Ya, setelah berhasil mendaftarkan aku di Facebook icha langsung meminjam HP-ku. Aku pun meminjamkannya tanpa curiga. Kuperhatikan saja tangan mungilnya yang menari lincah diatas keypad HP-ku. Sesekali ia tersenyum riang tanda kemenangan.
“Sama-sama..udah mau nyampe rumah kamu tuh. Siap-siap gih!!” icha mengingatkan.
“Yup,Duluan ya cha…Assalamu’alaikum ukhti!!” aku pamit, berlari kecil mendekati pintu bis. Sayup kudengar teriakan icha.
“Wa’alaikumussalaam…jangan lupa coba dibuka di rumah ya Naf Fb-nya!! Udah aku sediain tuh aplikasinya di HP kamu.”
Kulambaikan tanganku pada icha tanda mengerti. Bis pun berhenti tepat di depan rumah sederhanaku.

****
Letih, segera kurebahkan badanku setelah kulahap habis satu buku seri Motivasi pemberian kak Syifa semalam. Rakus ya…gak apa!!! asalkan itu bisa membuatku menjadi lebih baik, kenapa tidak segera kulahap ilmunya?
“Icha tadi masukkan aplikasi apa ya???ah, gak ada salahnya aku coba. Anggap saja sebagai tanda bahwa aku menghargainya. Sekali ini saja, mudah-mudah gak keterusan!” gumamku dalam hati.
Tiba-tiba rasa penasaran menjalar dalam hatiku. Kuraih Sony Ericsson K700i kesayanganku.
Klik..kubuka salah satu aplikasi itu. Kutuliskan alamat Facebookku didalamnya. Loading…aku tak sabar menunggu. Ada apakah gerangan dibalik Facebook itu? Complete.. akhirnya Fb-ku terbuka sudah. Kujelajahi akun baruku itu. Sepertinya Icha sudah menambahkan banyak teman untukku. Kucoba mengisi status Fb-ku dengan kata hikmah yang kudapat tadi pagi.
Waaah…Subhanallah begitu banyak teman yang memberi komentar di statusku. Aku pun mulai asyik membalas komentar-komentar itu. Hmm… Benar kata icha, aku bisa dapat banyak ilmu disini. Senangnya bisa diskusi dengan banyak ikhwah di dunia maya. Tapi tiba-tiba saja koneksi internet di HP-ku terputus. Oow, ternyata pulsaku habis.
“Lho???tadi kan masih ada 2000, ko udah habis lagi…? Yah, padahal lagi seru-serunya diskusi nih.” Aku ngedumel sendiri dalam hati. “Ahaa, isi lagi aja ah pulsanya…masih ada uang simpanan ini.”
Tiba-tiba saja aku merasa mendapat energi untuk pergi membeli pulsa ke Counter Wafa, satu-satunya Counter yang ada di kampungku. Aneh, biasanya aku paling malas kalau harus jalan kaki ke Counter Wafa hanya untuk beli pulsa 5 ribu. Maklum jaraknya dari rumahku cukup jauh. Biasanya sih kalau isi pulsa cukup kirim SMS ke Mang Entis yang punya Counter itu. Barulah aku bayar besoknya sambil berangkat sekolah. Sayangnya sisa pulsaku sekarang gak cukup untuk ngirim 1 SMS pun. Yah, kutanggung sendiri deh akibatnya.

****
Dua bulan sudah aku aktif di dunia maya. Ntah itu untuk sekedar mencari informasi atau hanya main-main. Jangkauan komunikasinya pun sekarang semakin meluas mulai dari YM, Gtalk, dan Nimbuzz. Aku ketagihan chatting. Ya seperti itulah, seakan ada virus dunia maya yang begitu dahsyat menyerangku. Susah melepasnya. Waktu luang yang biasa kumanfaatkan untuk membaca kini kugunakan hanya untuk menyapa teman-teman yang online di YM atau yang lainnya.
Lihatlah buku-buku di rak ‘perpustakaan miniku’ semakin tak terawat, usang dan berdebu. Belum lagi setumpuk oleh-oleh wajib dari Kak Syifa 1 bulan lalu, masih teronggok diatas meja belajarku. Sama sekali belum tersentuh mpunya. Andai kak Syifa tahu, masihkah dia tersenyum manis untukku??Kakak…maafkan Nafisa!
Tidak hanya itu, pengeluaranku pun semakin tidak terkontrol karena seringnya beli pulsa. Pulsa 5 ribu yang biasanya kutargetkan habis selama 2 minggu, kini hanya terpakai 2-3 hari saja. Astaghfirullah…bukankah orang-orang yang boros itu temannya Syaithan??
Dilihat dari segi manfaatnya sih kuakui banyak yang kudapat darisana. Lewat itu semua aku bisa memperluas silaturahmi dengan saudara-saudara muslim di seluruh dunia khususnya Indonesia, selain itu banyak ilmu yang kudapat dari teman-teman dunia mayaku.
Subhanallah….tapi aku pun tak harus mengorbankan banyak waktu untuk melakukannya. Ntah sampai kapan kelalaian ini berakhir seandainya aku tidak menyadarinya dari sekarang. Aku gak berhak menyalahkan Icha yang telah memgenalkanku pada dunia ini. Karena ini salahku yang telah mengonsumsi internet secara berlebihan diluar kebutuhan. Meskipun pada dasarnya Icha ikut andil dalam masalah ini.
Aku teringat materi mentoring minggu lalu yang sempat membuatku bergidik. Saat itu mentorku menyampaikan perkataan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah tentang kelalaian manusia :

“Dan barangsiapa memperhatikan keadaan manusia, maka dia pasti dapatkan mereka seluruhnya –kecuali sedikit saja- merupakan golongan dari orang-orang yang hatinya lalai dari mengingat Alloh SWT, mereka mengikuti hawa nafsunya, sehingga urusan-urusan dan kepentingan mereka terabaikan, yaitu mereka kurang perhatian terhadap hal-hal yang mendatangkan manfaat dan kemaslahatan baginya, sedang mereka menyibukkan diri dengan hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat baginya, bahkan justru mendatangkan malapetaka bagi mereka, baik sekarang maupun di masa mendatang.”

Ah Yaa Rabb, benarlah adanya bahwa eksistensiku untuk mengingatMu sudah tak semantap dulu lagi. Waktu panjang yang seharusnya kugunakan untuk bertemu dengan-Mu kian terkikis oleh kelalaian-kelalaian yang merugikan. Sehingga durasi untuk menyapa-Mu pun semakin berkurang. Padahal aku harus menyiapkan banyak amunisi untuk menghadapi akhirat nanti.
Cukuplah pengalaman itu kujadikan cambuk untuk memperbaiki diri. Karena aku tak ingin hidayah-Mu memudar hingga hatiku pias tanpa kesejukan mengingatMu.
Rasanya diri ini semakin bergetar ketakutan saat mengingat laranganMu itu..

“….Janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-Araf 205)

Yaa Ghaffar, ampuni aku yang telah lalai.
Kuputuskan untuk MENGAKHIRINYA!!!!!!

(hehe….dibuat pas lagi sering2nya chatting…sayang belum bisa benar-benar mengakhiri aslinya mah. Masih dalam proses, InsyaAlloh!!!!setidaknya sekarang udah bisa mengurangi jatah internetan…Ya, masih banyak yang harus dilakukan selain ini. Tetap seMangaaaat!!!!!!!!)

1 komentar:

CAMBUK

”Lakukanlah segala kebaikan yang bisa kita kerjakan, selama kita bisa dan harus selalu berusaha untuk BISA....”

“Subhanallah, kata penyemangat yang dahsyat!!!” gumamku sambil menutup lembaran akhir majalah pemberian kak Syifa. Segera kumasukkan majalah itu kedalam tas.
Semalam Kak Syifa pulang dengan membawa seabreg buku untukku. Seperti biasa, tanpa babibu segera kuraih buku-buku itu dari tangannya, itung-itung meringankan beban dia. Hehe…Aku suka lihat senyum manis Kak Syifa, walaupun wajahnya kelihatan sangat lelah saat itu.
“Kakak senang….nanti kakak beli lagi ya. Insya Alloh!!!” janji Kak Syifa sambil memamerkan senyum manisnya itu. Selalu itu yang ia katakan. Buku seolah-olah sudah menjadi oleh-oleh wajib setiap dia pulang. Ntah sudah berapa banyak buku pemberiannya. Yang pasti sekarang rak ‘perpustakaan mini’ di kamarku telah dipenuhi koleksi buku dari Kak Syifa.
“ Meskipun dari kampung, pemikiran kita gak boleh ngampung!!!Makanya tanamkan semangat membaca dari sekarang, agar kita mempu bersaing dengan orang-orang kota..oke!!!” pesan Kak Syifa suatu hari.

****
“ Daaarrrr!!!!! Hayoo..ngelamun terus Naf…kunaon atuh??” gadis manis itu mengagetkanku.
“Astaghfirullah, ichaa! Untung aku gak jantungan. Lagian hobi banget sih ngagetin orang!!!” bentakku.
Eh, yang dibentak malah mesem-mesem sendiri sambil nunjukin wajah usilnya.
“ Aih, Nafisa!!! Laa taghdhab…aku kan cuma becanda. Hehe..yaudah, aku daftarin Facebook ya cantik.” Bujuk icha.
“Fb????gak usah ah cha….!!” Jawabku ragu.
“Ga apa-apa ko Naf!!!.Fb banyak manfaatnya juga lho. Lewat Fb, kita bisa sharing sama anak-anak rohis dari sekolah lain, belum lagi banyak ilmu yang akan kita dapat dari mereka. Ya kan???gak usah khawatir gitu lah.” Lagi-lagi bujukan sahabatku ini mengalahkanku. Gak tega rasanya lihat icha kecewa.
“Yaudah, tapi gak janji sering aku buka lho Fb-nya..”
“Iya, terserah kamu aja deh..aku buatin sekarang ya!” tawar icha penuh semangat.
Aku hanya bisa mengangguk mendengar tawarannya. Kebetulan hari ini Pak Tedi guru fisika kami gak hadir. Jadi icha bisa dengan bebas memainkan Accer hitam kesayangannya. Wajahnya berseri-seri saat ia mulai berselancar di dunia maya. Ah, aku bahkan gak tertarik dengan berbagai aktivitas seperti itu. Bagiku cukuplah dunia maya sebagai salah satu media informasi bukan untuk main-main.

****
“Makasih ya cha!” kuraih HP-ku dari tangannya sambil melemparkan senyumku.
Ya, setelah berhasil mendaftarkan aku di Facebook icha langsung meminjam HP-ku. Aku pun meminjamkannya tanpa curiga. Kuperhatikan saja tangan mungilnya yang menari lincah diatas keypad HP-ku. Sesekali ia tersenyum riang tanda kemenangan.
“Sama-sama..udah mau nyampe rumah kamu tuh. Siap-siap gih!!” icha mengingatkan.
“Yup,Duluan ya cha…Assalamu’alaikum ukhti!!” aku pamit, berlari kecil mendekati pintu bis. Sayup kudengar teriakan icha.
“Wa’alaikumussalaam…jangan lupa coba dibuka di rumah ya Naf Fb-nya!! Udah aku sediain tuh aplikasinya di HP kamu.”
Kulambaikan tanganku pada icha tanda mengerti. Bis pun berhenti tepat di depan rumah sederhanaku.

****
Letih, segera kurebahkan badanku setelah kulahap habis satu buku seri Motivasi pemberian kak Syifa semalam. Rakus ya…gak apa!!! asalkan itu bisa membuatku menjadi lebih baik, kenapa tidak segera kulahap ilmunya?
“Icha tadi masukkan aplikasi apa ya???ah, gak ada salahnya aku coba. Anggap saja sebagai tanda bahwa aku menghargainya. Sekali ini saja, mudah-mudah gak keterusan!” gumamku dalam hati.
Tiba-tiba rasa penasaran menjalar dalam hatiku. Kuraih Sony Ericsson K700i kesayanganku.
Klik..kubuka salah satu aplikasi itu. Kutuliskan alamat Facebookku didalamnya. Loading…aku tak sabar menunggu. Ada apakah gerangan dibalik Facebook itu? Complete.. akhirnya Fb-ku terbuka sudah. Kujelajahi akun baruku itu. Sepertinya Icha sudah menambahkan banyak teman untukku. Kucoba mengisi status Fb-ku dengan kata hikmah yang kudapat tadi pagi.
Waaah…Subhanallah begitu banyak teman yang memberi komentar di statusku. Aku pun mulai asyik membalas komentar-komentar itu. Hmm… Benar kata icha, aku bisa dapat banyak ilmu disini. Senangnya bisa diskusi dengan banyak ikhwah di dunia maya. Tapi tiba-tiba saja koneksi internet di HP-ku terputus. Oow, ternyata pulsaku habis.
“Lho???tadi kan masih ada 2000, ko udah habis lagi…? Yah, padahal lagi seru-serunya diskusi nih.” Aku ngedumel sendiri dalam hati. “Ahaa, isi lagi aja ah pulsanya…masih ada uang simpanan ini.”
Tiba-tiba saja aku merasa mendapat energi untuk pergi membeli pulsa ke Counter Wafa, satu-satunya Counter yang ada di kampungku. Aneh, biasanya aku paling malas kalau harus jalan kaki ke Counter Wafa hanya untuk beli pulsa 5 ribu. Maklum jaraknya dari rumahku cukup jauh. Biasanya sih kalau isi pulsa cukup kirim SMS ke Mang Entis yang punya Counter itu. Barulah aku bayar besoknya sambil berangkat sekolah. Sayangnya sisa pulsaku sekarang gak cukup untuk ngirim 1 SMS pun. Yah, kutanggung sendiri deh akibatnya.

****
Dua bulan sudah aku aktif di dunia maya. Ntah itu untuk sekedar mencari informasi atau hanya main-main. Jangkauan komunikasinya pun sekarang semakin meluas mulai dari YM, Gtalk, dan Nimbuzz. Aku ketagihan chatting. Ya seperti itulah, seakan ada virus dunia maya yang begitu dahsyat menyerangku. Susah melepasnya. Waktu luang yang biasa kumanfaatkan untuk membaca kini kugunakan hanya untuk menyapa teman-teman yang online di YM atau yang lainnya.
Lihatlah buku-buku di rak ‘perpustakaan miniku’ semakin tak terawat, usang dan berdebu. Belum lagi setumpuk oleh-oleh wajib dari Kak Syifa 1 bulan lalu, masih teronggok diatas meja belajarku. Sama sekali belum tersentuh mpunya. Andai kak Syifa tahu, masihkah dia tersenyum manis untukku??Kakak…maafkan Nafisa!
Tidak hanya itu, pengeluaranku pun semakin tidak terkontrol karena seringnya beli pulsa. Pulsa 5 ribu yang biasanya kutargetkan habis selama 2 minggu, kini hanya terpakai 2-3 hari saja. Astaghfirullah…bukankah orang-orang yang boros itu temannya Syaithan??
Dilihat dari segi manfaatnya sih kuakui banyak yang kudapat darisana. Lewat itu semua aku bisa memperluas silaturahmi dengan saudara-saudara muslim di seluruh dunia khususnya Indonesia, selain itu banyak ilmu yang kudapat dari teman-teman dunia mayaku.
Subhanallah….tapi aku pun tak harus mengorbankan banyak waktu untuk melakukannya. Ntah sampai kapan kelalaian ini berakhir seandainya aku tidak menyadarinya dari sekarang. Aku gak berhak menyalahkan Icha yang telah memgenalkanku pada dunia ini. Karena ini salahku yang telah mengonsumsi internet secara berlebihan diluar kebutuhan. Meskipun pada dasarnya Icha ikut andil dalam masalah ini.
Aku teringat materi mentoring minggu lalu yang sempat membuatku bergidik. Saat itu mentorku menyampaikan perkataan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah tentang kelalaian manusia :

“Dan barangsiapa memperhatikan keadaan manusia, maka dia pasti dapatkan mereka seluruhnya –kecuali sedikit saja- merupakan golongan dari orang-orang yang hatinya lalai dari mengingat Alloh SWT, mereka mengikuti hawa nafsunya, sehingga urusan-urusan dan kepentingan mereka terabaikan, yaitu mereka kurang perhatian terhadap hal-hal yang mendatangkan manfaat dan kemaslahatan baginya, sedang mereka menyibukkan diri dengan hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat baginya, bahkan justru mendatangkan malapetaka bagi mereka, baik sekarang maupun di masa mendatang.”

Ah Yaa Rabb, benarlah adanya bahwa eksistensiku untuk mengingatMu sudah tak semantap dulu lagi. Waktu panjang yang seharusnya kugunakan untuk bertemu dengan-Mu kian terkikis oleh kelalaian-kelalaian yang merugikan. Sehingga durasi untuk menyapa-Mu pun semakin berkurang. Padahal aku harus menyiapkan banyak amunisi untuk menghadapi akhirat nanti.
Cukuplah pengalaman itu kujadikan cambuk untuk memperbaiki diri. Karena aku tak ingin hidayah-Mu memudar hingga hatiku pias tanpa kesejukan mengingatMu.
Rasanya diri ini semakin bergetar ketakutan saat mengingat laranganMu itu..

“….Janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-Araf 205)

Yaa Ghaffar, ampuni aku yang telah lalai.
Kuputuskan untuk MENGAKHIRINYA!!!!!!

(hehe….dibuat pas lagi sering2nya chatting…sayang belum bisa benar-benar mengakhiri aslinya mah. Masih dalam proses, InsyaAlloh!!!!setidaknya sekarang udah bisa mengurangi jatah internetan…Ya, masih banyak yang harus dilakukan selain ini. Tetap seMangaaaat!!!!!!!!)