Selasa, 24 Februari 2009

ANTARA MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN DAN PERJUANGAN MENCARI ILMU…..

“Teu kudu sakola luhur-luhur teuing,Jang! Nu penting mah bisa neangan duit sing loba! Jang naon sakola oge, ari hasilna ngan saukur macul deui mah!” ujar seorang nenek pada cucunya.
Pernah dengar komentar kaya gini? Kalo misalkan kita yang dinasihati seperti itu, apa perasaan kita? Ugh, yang pasti mah bete banget. Lagian apakah kesuksesan kita dalam menuntut ilmu harus ditandai dengan bekerja yang ngehasilin duit gede? Gak lha yaw!!!
Menuntut ilmu sangatlah diwajibkan bagi setiap muslim. Satu orang yang berilmu lebih baik dari seratus orang ahli ibadah. Bahkan Allah berjanji, akan meninggikan derajat orang yang berilmu dan akan memudahkan jalannya ke surga.
Ilmu gak akan habis dilindas zaman sobat! Bahkan sampai kita meninggal pun pahala ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pada kita. Manfaat ilmu bisa menembus ratusan bahkan ribuan generasi. Sedangkan harta, paling cuma mentok sampe tujuh turunan. Manfaat ilmu jauh lebih tinggi kalo hanya diukur dengan keuntungan materi. Jika kita perhatikan, ternyata daya saing keilmuan generasi muslim saat ini, jauh lebih merosot dibanding keilmuan kaum muslim masa lampau. Penyebab utamanya hanya karena pemikiran kita bahwa ilmu yang kita cari hanyalah untuk mendapatkan keuntungan materi yang banyak.
Menuntut ilmu yang hanya bertujuan untuk mengeruk keuntungan materi , apa pun bentuknya tidak akan kekal dan tidak akan pernah menumbuhkan manfaat yang besar bagi diri kita maupun orang lain. Gak aneh kalo banyak anak pelajar yang merasa sulit ngedapatin kerja setelah mereka lulus. Mereka merasa putus asa duluan karena tuntutan balik modal setelah lulus sehingga tidak dapat memotivasi mereka, untuk terus bersemangat dalam memecahkan ilmu yang rumit dan menghasilkan karya baru. Apalagi biaya sekolah zaman sekarang yang muahal banget. Ukh, kayanya bikin mereka tambah puyeng aza. Entah darimana dan dari siapa kita ditanamkan bahwa tujuan sekolah yang tinggi adalah supaya kita mendapatkan gaji yang gede and kerjaan yang bagus.
Ilmu yang digali karena kesungguhan hati dan kesadaran yang penuh bahwa ilmu jauh lebih bermanfaat bagi harkat hidup kemanusiaan daripada menuntut ilmu sekedar ingin mendapat uang yang banyak, jauh lebih tinggi derajatnya dimata Allah. Lihat saja ilmu matematika dan astronomi yang digagas oleh Abul Wafa Muhammad al Buzjani di abad 940 M, ilmu optik yang ditemukan oleh Ibnu Haitam, Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan yang menemukan ilmu kimia, atau al-Khawarizmi penemu angka nol, dan serentetan penemu lainnya. Kerja keras mereka, sangatlah kita rasakan manfaatnya setelah beribu-ribu tahun lamanya mereka meninggal. Gagasan mereka, telah membuat manusia saat ini lebih maju, bisa ekspedisi ke luar angkasa, bahkan melakukan rekayasa genetika. Itulah pencarian ilmu yang sebenar-benarnya, demi menguak misteri kehidupan dan kemajuan peradaban manusia. Dengan bantuan tangan Allah, ilmu tersebut telah sampai manfaatnya pada berlapis-lapis manusia di seluruh penjuru dunia.
Bukan hanya kita yang dituntut untuk sadar dalam mencari ilmu, bahkan pemerintah pun berkewajiban memenuhi sarana-sarana pendidikan, sistemnya, dan orang-orang yang digaji untuk mendidik kita. Negara Islam sangatlah menghargai pendidikan. Contohnya mereka menerapkan sistem bebas biaya. Seperti Madrasah Al-Muntashiriah di Baghdad yang setiap siswanya menerima beasiswa berupa emas seharga 1 dinar (1 dinar = 4.25 gr emas). Selain itu,kebutuhan hidup mereka pun dijamin sepenuhnya oleh negara. Subhanallah, sungguh sejahteranya sistem pendidikan di negeri sana.
Beda banget sama sistem pendidikan di negara kita ini. Mulai dari biaya sekolah yang mahal, fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai, atau nasib pengajarnya, selalu ada masalah. Selain itu, kurikulum nasional pun gak mampu mengatasi jutaan lulusan SMA yang terpaksa menganggur, karena tidak memiliki keterampilan untuk berwirausaha dan bekerja.
So, hayu ah, kita cari ilmu sebanyak-banyaknya. Yang penting kita selalu ikhlas dalam mencari ilmu, sabar menghadapi ujian ketika menimba ilmu and jangan malas-malasan. Insya Allah, ilmu yang kita cari gak bakalan sia-sia. Selain itu, kita harus bisa berbuat dan melihat dari sisi pandang baru, bahwa ilmu demi materi bukanlah tujuan satu. Ada sisi pandang lain yang lebih besar yaitu ilmu bisa merubah sesuatu yang gak baik menjadi lebih baik. Kita harus menerapkan sifat kerja keras dalam diri kita, seperti kerja kerasnya para Ilmuwan Islam demi kemajuan ilmu kaumnya. Sehingga pelajar Indonesia bisa lebih kreatuf dan maju and gak ketinggalan terus oleh negara-negara lain…Ok!!!
SEMANGATTTT…..

1 komentar:

  1. Aduh boro2 bisa ngasih masukan pnya orang,pny aq za msih acak2an gni.scara ksluruhan blog kmu dah bgus,cma sumberny za,klo bsa karya kmu sndri!qta bsa sling brbagi puisi /cerpen dsni ox!ech taziekny dmn seh?

    BalasHapus

ANTARA MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN DAN PERJUANGAN MENCARI ILMU…..

“Teu kudu sakola luhur-luhur teuing,Jang! Nu penting mah bisa neangan duit sing loba! Jang naon sakola oge, ari hasilna ngan saukur macul deui mah!” ujar seorang nenek pada cucunya.
Pernah dengar komentar kaya gini? Kalo misalkan kita yang dinasihati seperti itu, apa perasaan kita? Ugh, yang pasti mah bete banget. Lagian apakah kesuksesan kita dalam menuntut ilmu harus ditandai dengan bekerja yang ngehasilin duit gede? Gak lha yaw!!!
Menuntut ilmu sangatlah diwajibkan bagi setiap muslim. Satu orang yang berilmu lebih baik dari seratus orang ahli ibadah. Bahkan Allah berjanji, akan meninggikan derajat orang yang berilmu dan akan memudahkan jalannya ke surga.
Ilmu gak akan habis dilindas zaman sobat! Bahkan sampai kita meninggal pun pahala ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pada kita. Manfaat ilmu bisa menembus ratusan bahkan ribuan generasi. Sedangkan harta, paling cuma mentok sampe tujuh turunan. Manfaat ilmu jauh lebih tinggi kalo hanya diukur dengan keuntungan materi. Jika kita perhatikan, ternyata daya saing keilmuan generasi muslim saat ini, jauh lebih merosot dibanding keilmuan kaum muslim masa lampau. Penyebab utamanya hanya karena pemikiran kita bahwa ilmu yang kita cari hanyalah untuk mendapatkan keuntungan materi yang banyak.
Menuntut ilmu yang hanya bertujuan untuk mengeruk keuntungan materi , apa pun bentuknya tidak akan kekal dan tidak akan pernah menumbuhkan manfaat yang besar bagi diri kita maupun orang lain. Gak aneh kalo banyak anak pelajar yang merasa sulit ngedapatin kerja setelah mereka lulus. Mereka merasa putus asa duluan karena tuntutan balik modal setelah lulus sehingga tidak dapat memotivasi mereka, untuk terus bersemangat dalam memecahkan ilmu yang rumit dan menghasilkan karya baru. Apalagi biaya sekolah zaman sekarang yang muahal banget. Ukh, kayanya bikin mereka tambah puyeng aza. Entah darimana dan dari siapa kita ditanamkan bahwa tujuan sekolah yang tinggi adalah supaya kita mendapatkan gaji yang gede and kerjaan yang bagus.
Ilmu yang digali karena kesungguhan hati dan kesadaran yang penuh bahwa ilmu jauh lebih bermanfaat bagi harkat hidup kemanusiaan daripada menuntut ilmu sekedar ingin mendapat uang yang banyak, jauh lebih tinggi derajatnya dimata Allah. Lihat saja ilmu matematika dan astronomi yang digagas oleh Abul Wafa Muhammad al Buzjani di abad 940 M, ilmu optik yang ditemukan oleh Ibnu Haitam, Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan yang menemukan ilmu kimia, atau al-Khawarizmi penemu angka nol, dan serentetan penemu lainnya. Kerja keras mereka, sangatlah kita rasakan manfaatnya setelah beribu-ribu tahun lamanya mereka meninggal. Gagasan mereka, telah membuat manusia saat ini lebih maju, bisa ekspedisi ke luar angkasa, bahkan melakukan rekayasa genetika. Itulah pencarian ilmu yang sebenar-benarnya, demi menguak misteri kehidupan dan kemajuan peradaban manusia. Dengan bantuan tangan Allah, ilmu tersebut telah sampai manfaatnya pada berlapis-lapis manusia di seluruh penjuru dunia.
Bukan hanya kita yang dituntut untuk sadar dalam mencari ilmu, bahkan pemerintah pun berkewajiban memenuhi sarana-sarana pendidikan, sistemnya, dan orang-orang yang digaji untuk mendidik kita. Negara Islam sangatlah menghargai pendidikan. Contohnya mereka menerapkan sistem bebas biaya. Seperti Madrasah Al-Muntashiriah di Baghdad yang setiap siswanya menerima beasiswa berupa emas seharga 1 dinar (1 dinar = 4.25 gr emas). Selain itu,kebutuhan hidup mereka pun dijamin sepenuhnya oleh negara. Subhanallah, sungguh sejahteranya sistem pendidikan di negeri sana.
Beda banget sama sistem pendidikan di negara kita ini. Mulai dari biaya sekolah yang mahal, fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai, atau nasib pengajarnya, selalu ada masalah. Selain itu, kurikulum nasional pun gak mampu mengatasi jutaan lulusan SMA yang terpaksa menganggur, karena tidak memiliki keterampilan untuk berwirausaha dan bekerja.
So, hayu ah, kita cari ilmu sebanyak-banyaknya. Yang penting kita selalu ikhlas dalam mencari ilmu, sabar menghadapi ujian ketika menimba ilmu and jangan malas-malasan. Insya Allah, ilmu yang kita cari gak bakalan sia-sia. Selain itu, kita harus bisa berbuat dan melihat dari sisi pandang baru, bahwa ilmu demi materi bukanlah tujuan satu. Ada sisi pandang lain yang lebih besar yaitu ilmu bisa merubah sesuatu yang gak baik menjadi lebih baik. Kita harus menerapkan sifat kerja keras dalam diri kita, seperti kerja kerasnya para Ilmuwan Islam demi kemajuan ilmu kaumnya. Sehingga pelajar Indonesia bisa lebih kreatuf dan maju and gak ketinggalan terus oleh negara-negara lain…Ok!!!
SEMANGATTTT…..