Bismillaahirrahmaanirraahiim…
Ada rindu yang
mengendap setiap kali melihat teduh pandangan seorang anak. Ada cinta yang
menyeruak ketika wajah-wajah polos nan pancarkan kejujuran itu tersenyum menyapa.
Sesekali asa memainkan naluri keibuan diri, kelak akankah kujumpa permata
hatiku?
Ananda, penyejuk hati
bunda..
Tak mengapa, meski saat
ini kau masih terlukis sempurna dalam impian. Namun ketahuilah, sejak Allah
amanahkan diri ini sebagai seorang wanita, saat itu pula bunda merasa telah
dititipi benih yang akan menghuni rahim bunda kelak. Sibiran daging bukti keagungan
Allah yang harus terjaga dengan sempurna. Bahkan jauh hari sebelum bunda
menyempurnakan separuh agama, kau telah memiliki hak untuk bunda rawat dalam
kebaikan.
Anakku, banyak orang
bilang..buah tak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya. Mungkin tak keliru jika
bunda mengartikan kelak ketaatanmu kepada Allah, kecintaanmu kepada
Rasulullaah, komitmenmu terhadap dien Islam, kedekatanmu dengan Al-Qur’an tak
akan jauh berbeda dari apa yang tertanam dalam diri bunda sejak saat ini. Baik,
setengah-setengah ataukah buruk? Tentu bunda inginkan yang terbaik untukmu, nak…
Ananda, penentram jiwa
bunda..
Seorang ibu adalah
madrasah pertama untuk anaknya, yang apabila ia mempersiapkannya dengan baik
maka akan terlahirlah generasi-generasi yang hebat buah dari pendidikannya. Lalu
bunda tersadar, semua persiapan itu tidaklah instan, semua persiapan itu tidak bisa tercapai tiba-tiba. Perlu proses panjang
yang akhirnya membuat bunda banyak belajar dan memahami makna keutamaan sebuah
“madrasah”. Ibarat menanam benih yang baik, agar ia tumbuh subur dan dapat memberi manfaat
kelak kepada banyak orang, maka bunda harus mengetahui kapan saat terbaik
untuk menyiramnya, pupuk apa saja yang akan menopang tumbuh kembangnya,
bagaimana ilmu untuk merawatnya. Bunda harus telaten dan sabar untuk itu. Tak
elok rasanya jika bunda inginkan yang terbaik untukmu, tapi bunda sendiri
enggan berjuang memantaskan diri di hadapan Allah.
Untuk itu, sekuat tenaga bunda berusaha menempa dan mendidik diri sejak saat ini. Agar kau terbina sejak dini..bahkan sebelum kau terbentuk dan lahir dari rahim bunda, kuharap nanda sudah merasakan indahnya tarbiyah melalui diri bunda..Biidznillaahi ta’ala..
InsyaAllah, besok kita jumpa lagi ya, nanda…ini hanya pengantar sederhana dari banyak lembar impian, harapan dan do’a bunda untukmu..Sepertinya bibimu mulai kesulitan dengan tugasnya, bunda harus bantu bibi dulu.. :)
Bunda bingkis doa terindah untukmu nak,
“Rabby hably minash shaalihiin.”Shalih, shalihah, kelak jadilah permata hati bunda yang mencinta & dicintai Allah...
Semoga dimudahkan oleh-Nya. Aamiin
BalasHapusAamiin Yaa Mujiib
BalasHapus