Rabu, 13 Juli 2011

Bersabarlah Wahai Putri Ummi..

Ketika bunga itu telah mekar, maka ia akan menebarkan harumnya. Memberikan kesejukan bagi yang memandangnya, memberikan rasa tenang untuk sekelilingnya, menebarkan keindahan yang menyenangkan, bahkan anginpun selalu menyapanya dengan penuh kelembutan, serta matahari turut memberikan sinaran kehidupan yang selalu menggelorakan.


Pada saatnya nanti akan ada seorang yang akan mendatanginya, dengan membawa maksud untuk melindunginya. Tenanglah duhai putri ummi, pada waktunya nanti, pahlawanmu akan datang menjemput dengan penuh keridhoan dari Rabb-Nya.



Maka, tidak perlu ada keresahan ataupun rasa was-was untuk sebuah penantian. Karena semua telah ada yang mengurusnya. Pada waktunya kelak, akan ada sebuah moment indah yang tiada pernah terbayang.



Tak perlu keresahan itu menghantui, tak perlu kegelisahan menggelayuti. Asalkan kau terus berjalan dan memelihara hatimu sesuai yang disyariatkan oleh Tuhan-Mu wahai permata hati keluarga.



Rabb-Mu bahkan telah menakdirkan sosok belahan jiwamu ketika ruh mu baru saja ditiupkan dalam rahim ibu. Hanya do'a yang bisa memenuhi harapanmu, karena Allah pasti akan selalu merengkuh segala pengharapan-Mu pada-Nya. Hanya senandung do'amu lah yang bisa mengubah takdir yang buruk menjadi takdir indah.



Ketahuilah , janji Allah tiada pernah ingkar. Bahwa ketika engkau menjadi muslimah yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah, lalu di hatimu hanya ada kecintaan kepada yang Maha memiliki cinta. Maka, yang akan menjemputmu kelak adalah hamba yang juga hatinya dipenuhi ketaqwaan, seorang hamba yang jiwanya selalu dekat dengan Rabb nya.



Kini, yang perlu kau lakukan adalah berkaca pada air mata kehidupan yang bening. Sudahkah engkau menjaga hati-Mu, wahai putri abi? Sudahkah kau junjung tinggi harkat dan martabatmu sebagai wanita yang kelak akan melahirkan penerus agama? Sudahkan engkau mulai mendo'akan segala kebaikan bagi permata hati yang kelak lahir dari rahimmu? Sudahkan engkau tersadar bahwa begitu banyak hal yang masih perlu kau renungi dan engkau persiapkan dalam masa penantian?



Berdamailah dengan jiwamu wahai perhiasan dunia, bahwa penantian adalah sebuah hadiah suci dari Rabb-Mu, penantian adalah sebuah keindahan dalam kehidupan, dan penantian adalah sebuah pendidikan langsung dari Yang Maha Memiliki Hati. Sebab kelak engkau akan menjadi samudra kehidupan bagi anak-anakmu. Penyejuk hati bagi Pendamping-Mu, penguat hati bagi belahan jiwamu, . Serta rahmat bagi sekeliling-Mu.



Ketika dalam setiap helaan nafasmu telah dipenuhi dengan kepasrahan kepada Rabb-Mu, maka tak perlu lagi kecemasan dan kekhawatiran akan sosok yang kelak menjadi pasanganmu. Kerana Allah Maha Mengetahui sedang dirimu tiada mengetahui apapun. Bahkan segala yang masih menjadi rahasia Allah, akan menjadi sebuah kejutan yang mengharukan batin bagimu.



Ketika dengan sepenuh jiwa dan raga kau berjuang menjaga diri dari segala kehinaan. Tak perlu kau dirundung pilu. Kerana Allah telah menyiapkan seorang hamba yang kelak dengan sepenuh jiwa dan raganya menjagamu, membimbingmu dalam menggapai ridho ilahi, dan mencintaimu karena Allah.



Maka, buatlah bidadari surga cemburu padamu, cemburu akan keteguhan menjaga harga diri muslimah, cemburu akan ketaatanmu kepada Allah, cemburu akan pesona yang engkau tebarkan untuk makhluk semesta, cemburu akan cinta dan kasih sayangmu yang sedalam dan seluas samudra, dan kesabaranmu dalam penantian… Kerana engkaupun pasti bisa menjadi bidadari dunia akhirat yang penuh dengan anugrah cinta dari Allah. Percayalah….=)


* renungan dalam "taman kebaikan", semoga bermanfaat dunia akhirat, amin ya Rabb..


**Kiriman dari ukhty dear, Mahshuna...


"Apa yang kau takutkan untuk sebuah pernikahan ukhti? sementara Allah dan RasulNya tlh memberikan banyak kebaikan didalamnya.. :)" tak lama setelah kiriman itu..ia, sahabatku, menanyakannya..

Aku menerawang, meski sedikit sesak kuutarakan,

"Aku khawatir, belum mampu menjadi madrasah terbaik untuk jundi-jundiku kelak. Sejenak ukhti, aku sedang mempersiapkannya dulu untuk amanahku. Tidak usah khawatir, tak ada yang kutakuti darinya. Semoga ia yang mendampingiku nanti tak pernah menyesali kebaradaanku dan selalu meridhai aku sebagai ibu dari jundi-jundinya :)
do'akan aku :)"

Jumat, 01 Juli 2011

Tak Semua Rasa Bisa Ia Lisankan

Nyaman, setiap kali melihatnya dengan wajah ceria sekalipun aku tau tak banyak waktu yang ia gunakan untuk sekedar merebah lelah. Ia..dua tahun diatasku, wajahnya sederhana pun penampilannya. Sayang..ia sama sekali tak bisa membuatku sedikit saja membuang senyum, meski hanya sekedar berpapasan dengannya ^___^
Pagi itu, setelah beberapa lama bejibaku dengan tugas kuliah dan tuntutan kerja masing2, kami bertemu, lagi.. pandangannya lekat kearahku, namun sedikit sekali kulihat senyumnya.
"Ada apa?" heranku terucap, sambil sesekali melirik pakaian dan merapihkan jilbab, khawatir ada yang membuatnya tak nyaman dengan penampilanku saat itu.
"Tidak ada, " singkat.
Tak biasanya..
Kugamit lengannya, "Kenapa teteh….teteh kangen nisa ya?" kuajak ia tersenyum.
Ia diam, lalu melepas tanganku, sedikit kikuk ia pun menghambur kearahku, lirihnya
"Iyaa nisa, teteh kangen nisa, tapi teteh malu mau bilangnya."
Allah… di titik inilah kurasakan manisnya ukhuwah. Meski tak semua rasa bisa ia lisankan, bahkan untuk mengungkap rindu pada seorang adik pun begitu malu. Ada saatnya memang rasa-rasa itu tak perlu diobral, sekalipun tak diucapkan, keterkaitan hati dengan sendirinya meyampaikan. Alhamdulillah, terimakasih Yaa Rabb..atas rindu yang Kau titipkan padanya, untukku :)

Bersabarlah Wahai Putri Ummi..

Ketika bunga itu telah mekar, maka ia akan menebarkan harumnya. Memberikan kesejukan bagi yang memandangnya, memberikan rasa tenang untuk sekelilingnya, menebarkan keindahan yang menyenangkan, bahkan anginpun selalu menyapanya dengan penuh kelembutan, serta matahari turut memberikan sinaran kehidupan yang selalu menggelorakan.


Pada saatnya nanti akan ada seorang yang akan mendatanginya, dengan membawa maksud untuk melindunginya. Tenanglah duhai putri ummi, pada waktunya nanti, pahlawanmu akan datang menjemput dengan penuh keridhoan dari Rabb-Nya.



Maka, tidak perlu ada keresahan ataupun rasa was-was untuk sebuah penantian. Karena semua telah ada yang mengurusnya. Pada waktunya kelak, akan ada sebuah moment indah yang tiada pernah terbayang.



Tak perlu keresahan itu menghantui, tak perlu kegelisahan menggelayuti. Asalkan kau terus berjalan dan memelihara hatimu sesuai yang disyariatkan oleh Tuhan-Mu wahai permata hati keluarga.



Rabb-Mu bahkan telah menakdirkan sosok belahan jiwamu ketika ruh mu baru saja ditiupkan dalam rahim ibu. Hanya do'a yang bisa memenuhi harapanmu, karena Allah pasti akan selalu merengkuh segala pengharapan-Mu pada-Nya. Hanya senandung do'amu lah yang bisa mengubah takdir yang buruk menjadi takdir indah.



Ketahuilah , janji Allah tiada pernah ingkar. Bahwa ketika engkau menjadi muslimah yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah, lalu di hatimu hanya ada kecintaan kepada yang Maha memiliki cinta. Maka, yang akan menjemputmu kelak adalah hamba yang juga hatinya dipenuhi ketaqwaan, seorang hamba yang jiwanya selalu dekat dengan Rabb nya.



Kini, yang perlu kau lakukan adalah berkaca pada air mata kehidupan yang bening. Sudahkah engkau menjaga hati-Mu, wahai putri abi? Sudahkah kau junjung tinggi harkat dan martabatmu sebagai wanita yang kelak akan melahirkan penerus agama? Sudahkan engkau mulai mendo'akan segala kebaikan bagi permata hati yang kelak lahir dari rahimmu? Sudahkan engkau tersadar bahwa begitu banyak hal yang masih perlu kau renungi dan engkau persiapkan dalam masa penantian?



Berdamailah dengan jiwamu wahai perhiasan dunia, bahwa penantian adalah sebuah hadiah suci dari Rabb-Mu, penantian adalah sebuah keindahan dalam kehidupan, dan penantian adalah sebuah pendidikan langsung dari Yang Maha Memiliki Hati. Sebab kelak engkau akan menjadi samudra kehidupan bagi anak-anakmu. Penyejuk hati bagi Pendamping-Mu, penguat hati bagi belahan jiwamu, . Serta rahmat bagi sekeliling-Mu.



Ketika dalam setiap helaan nafasmu telah dipenuhi dengan kepasrahan kepada Rabb-Mu, maka tak perlu lagi kecemasan dan kekhawatiran akan sosok yang kelak menjadi pasanganmu. Kerana Allah Maha Mengetahui sedang dirimu tiada mengetahui apapun. Bahkan segala yang masih menjadi rahasia Allah, akan menjadi sebuah kejutan yang mengharukan batin bagimu.



Ketika dengan sepenuh jiwa dan raga kau berjuang menjaga diri dari segala kehinaan. Tak perlu kau dirundung pilu. Kerana Allah telah menyiapkan seorang hamba yang kelak dengan sepenuh jiwa dan raganya menjagamu, membimbingmu dalam menggapai ridho ilahi, dan mencintaimu karena Allah.



Maka, buatlah bidadari surga cemburu padamu, cemburu akan keteguhan menjaga harga diri muslimah, cemburu akan ketaatanmu kepada Allah, cemburu akan pesona yang engkau tebarkan untuk makhluk semesta, cemburu akan cinta dan kasih sayangmu yang sedalam dan seluas samudra, dan kesabaranmu dalam penantian… Kerana engkaupun pasti bisa menjadi bidadari dunia akhirat yang penuh dengan anugrah cinta dari Allah. Percayalah….=)


* renungan dalam "taman kebaikan", semoga bermanfaat dunia akhirat, amin ya Rabb..


**Kiriman dari ukhty dear, Mahshuna...


"Apa yang kau takutkan untuk sebuah pernikahan ukhti? sementara Allah dan RasulNya tlh memberikan banyak kebaikan didalamnya.. :)" tak lama setelah kiriman itu..ia, sahabatku, menanyakannya..

Aku menerawang, meski sedikit sesak kuutarakan,

"Aku khawatir, belum mampu menjadi madrasah terbaik untuk jundi-jundiku kelak. Sejenak ukhti, aku sedang mempersiapkannya dulu untuk amanahku. Tidak usah khawatir, tak ada yang kutakuti darinya. Semoga ia yang mendampingiku nanti tak pernah menyesali kebaradaanku dan selalu meridhai aku sebagai ibu dari jundi-jundinya :)
do'akan aku :)"

Tak Semua Rasa Bisa Ia Lisankan

Nyaman, setiap kali melihatnya dengan wajah ceria sekalipun aku tau tak banyak waktu yang ia gunakan untuk sekedar merebah lelah. Ia..dua tahun diatasku, wajahnya sederhana pun penampilannya. Sayang..ia sama sekali tak bisa membuatku sedikit saja membuang senyum, meski hanya sekedar berpapasan dengannya ^___^
Pagi itu, setelah beberapa lama bejibaku dengan tugas kuliah dan tuntutan kerja masing2, kami bertemu, lagi.. pandangannya lekat kearahku, namun sedikit sekali kulihat senyumnya.
"Ada apa?" heranku terucap, sambil sesekali melirik pakaian dan merapihkan jilbab, khawatir ada yang membuatnya tak nyaman dengan penampilanku saat itu.
"Tidak ada, " singkat.
Tak biasanya..
Kugamit lengannya, "Kenapa teteh….teteh kangen nisa ya?" kuajak ia tersenyum.
Ia diam, lalu melepas tanganku, sedikit kikuk ia pun menghambur kearahku, lirihnya
"Iyaa nisa, teteh kangen nisa, tapi teteh malu mau bilangnya."
Allah… di titik inilah kurasakan manisnya ukhuwah. Meski tak semua rasa bisa ia lisankan, bahkan untuk mengungkap rindu pada seorang adik pun begitu malu. Ada saatnya memang rasa-rasa itu tak perlu diobral, sekalipun tak diucapkan, keterkaitan hati dengan sendirinya meyampaikan. Alhamdulillah, terimakasih Yaa Rabb..atas rindu yang Kau titipkan padanya, untukku :)