Rabu, 23 Juni 2010

Duhai Pria Manapun Yang Kelak Mendampingiku

Duhai seseorang disana .....

Bila Allah mengizinkan kita bertemu kelak . . .
Bila Allah mewujudkan takdir pernikahan kita kelak . . .

Dan bila kemudian disaat kita hidup bersama, lantas terlihat sisi salah pada diriku, semoga Allah mengkaruniakanmu kemampuan untuk melihat sisi baikku. Sungguh Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.

Duhai Calon Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Ya Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini...
Engkau-lah yang telah menentukan hatiku jatuh pada lelaki ini,
jadikanlah cinta ku pada calon suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Amin ya rabbal alamin.

Selasa, 08 Juni 2010

Menyingkap yang Tersembunyi

Lembaran leces terpampang jelas
nyata dihadapan mata..
Hingga sesuatu menghalanginya,
memudarkan tatapan..

Kutanyakan..
Debu ataukah salju?
Siapa yang melihat bukan dengan hati dan keyakinan akan tertipu..

Debu mungkin terlalu biasa kukatakan gersang..
Adapun salju,
ia lembut lagi menyejukkan..
tapi siapa tahu suatu saat ia menjebak dengan badainya..
Ia menyiksa dengan dinginnya..

Tersembunyi..
Ini hanya gambaran tentang kepalsuan..

Ingatkah kita..
yang terselip akan sulit ditutupi karena ketajaman-Nya,
Masih adakah rasa malu untuk-Nya?
siapkah kita menghadap-Nya
dengan bekal compang-camping karena lecesnya yang tergerus hampir robek?

Sungguh bukan ini yang kuharapkan..
Allah...

Rahasia terbesar itu pasti teralami..
Meregang kesakitan tak terampuni..
Menggiring ruh pada penentuan episode kehidupan abadi..

Ketika lisan yang terkubangi dusta,terkunci..
tak tentu laku..
bahkan kata terlalu kelu untuk terungkap..
Siapa peduli?

Adalah nyawa selalu menjadi tamparan..
yang samar pun menjadi tampak..
Ketika harus tersingkap segala yang disembunyikan..
Ketika terbentang semua yang telah dialpakan..

Kita telah terikat janji..
Masanya pasti menghampiri ..
Dalam kedip,
Dalam detak,
Dalam hembusan,
Setelah ini ataukah nanti?
Terlalu dekat..
Aku tak akan mampu berkelit dari-Mu..


Tergugu dalam hening..

-090610-

Selasa, 01 Juni 2010

Persimpangan

Tak kala menemui jalan
Buntu...
Pikiran kalut,
tak menentu..

Tetesan keringat jatuh,
tanda perjalanan..
Jauh....
Tak tentu waktu..

Kulihat wajah-wajah palsu,
Merajut hati..
keliru....

Tepi jurang,
Berdiri..
Pandangan hampa,
sendiri...

Menatap langit..
Secercah sinar menembus hati..
Bergetar menusuk kalbu..
Berjalan terus,
Terus berjalan..

DariNya kuhimpun kekuatan...

"Cukup wajah-KU..
Berpalinglah dari mereka..
Pandangi AKU..
Melangkahlah..
Hampiri AKU,
Dekati AKU.. "

Ilahi ENGKAU..
Menggugah hati,
Aku disini...
Sunyi...
Namun hidup tak sendiri..

Duhai Pria Manapun Yang Kelak Mendampingiku

Duhai seseorang disana .....

Bila Allah mengizinkan kita bertemu kelak . . .
Bila Allah mewujudkan takdir pernikahan kita kelak . . .

Dan bila kemudian disaat kita hidup bersama, lantas terlihat sisi salah pada diriku, semoga Allah mengkaruniakanmu kemampuan untuk melihat sisi baikku. Sungguh Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.

Duhai Calon Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Ya Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini...
Engkau-lah yang telah menentukan hatiku jatuh pada lelaki ini,
jadikanlah cinta ku pada calon suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Amin ya rabbal alamin.

Menyingkap yang Tersembunyi

Lembaran leces terpampang jelas
nyata dihadapan mata..
Hingga sesuatu menghalanginya,
memudarkan tatapan..

Kutanyakan..
Debu ataukah salju?
Siapa yang melihat bukan dengan hati dan keyakinan akan tertipu..

Debu mungkin terlalu biasa kukatakan gersang..
Adapun salju,
ia lembut lagi menyejukkan..
tapi siapa tahu suatu saat ia menjebak dengan badainya..
Ia menyiksa dengan dinginnya..

Tersembunyi..
Ini hanya gambaran tentang kepalsuan..

Ingatkah kita..
yang terselip akan sulit ditutupi karena ketajaman-Nya,
Masih adakah rasa malu untuk-Nya?
siapkah kita menghadap-Nya
dengan bekal compang-camping karena lecesnya yang tergerus hampir robek?

Sungguh bukan ini yang kuharapkan..
Allah...

Rahasia terbesar itu pasti teralami..
Meregang kesakitan tak terampuni..
Menggiring ruh pada penentuan episode kehidupan abadi..

Ketika lisan yang terkubangi dusta,terkunci..
tak tentu laku..
bahkan kata terlalu kelu untuk terungkap..
Siapa peduli?

Adalah nyawa selalu menjadi tamparan..
yang samar pun menjadi tampak..
Ketika harus tersingkap segala yang disembunyikan..
Ketika terbentang semua yang telah dialpakan..

Kita telah terikat janji..
Masanya pasti menghampiri ..
Dalam kedip,
Dalam detak,
Dalam hembusan,
Setelah ini ataukah nanti?
Terlalu dekat..
Aku tak akan mampu berkelit dari-Mu..


Tergugu dalam hening..

-090610-

Persimpangan

Tak kala menemui jalan
Buntu...
Pikiran kalut,
tak menentu..

Tetesan keringat jatuh,
tanda perjalanan..
Jauh....
Tak tentu waktu..

Kulihat wajah-wajah palsu,
Merajut hati..
keliru....

Tepi jurang,
Berdiri..
Pandangan hampa,
sendiri...

Menatap langit..
Secercah sinar menembus hati..
Bergetar menusuk kalbu..
Berjalan terus,
Terus berjalan..

DariNya kuhimpun kekuatan...

"Cukup wajah-KU..
Berpalinglah dari mereka..
Pandangi AKU..
Melangkahlah..
Hampiri AKU,
Dekati AKU.. "

Ilahi ENGKAU..
Menggugah hati,
Aku disini...
Sunyi...
Namun hidup tak sendiri..