Selasa, 18 Mei 2010

Hiasan Perjuangan


Secercah cahaya kamera memotret pemilik mata sendunya..
Dengan setengah terpaksa..
Sesungging senyum di lontarkan ke arahnya..
Menjelajahi sorot mata yang menyimpan seribu cerita..
Terlihat jelas darinya..
Guratan-guratan urat perjuangan melawan berbagai masalah hidup
Yang dengan tegar ia lewati sejuta rintangan itu..
Meski penat dirasa..
Namun keyakinan akan indahnya janji abadi telah kokoh dalam jiwa
Dalam diamnya.
Ia mencoba bangkit..
Dan dalam diamnya..
Ia tegaskan pada dirinya sendiri..
“Wahai diri..
Lempar jauh-jauh rasa gelisah..
Duka..
Bimbang..
Yang bersemayam dalam hati..
Biarkan air mata menetes..
Hilangkan lara di hati..
Terima semua sebagai bagian perjalanan hidup ini..
Dengan kebesaran hati dan jiwa..
Engkau akan temukan
Apa rahasia dibalik titian kehidupan yang telah dijalani..
Hingga kelak akan kau rasakan..
Tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri..
Berhentilah sejenak
Agar hati damai dan tenang
hingga rasa itu menelusup ke tulang tulang..
Berharaplah sinar iman hadir
Hingga menyentuh hati.
Bila telah bersinar...
Sebesar apapun rintangan yang kan kau tempuhi.
Itulah hiasan perjuangan...
Dan tombak keyakinan harus selalu kau tancapkan dalam diri..
Bahwa keterkaitan hati & iman akn meneguhkan langkah..
Seperih apa pun garis hidup yang harus dijalani..
Hiingga Allah merengkuhmu dalam dekapan.
Memenuhi janjinya,untukmu yang tak lelah bertawakkal.."


Dalam indahnya ukhuwah fillah

Sunda_Sriwijaya

2010.Mei.18

(diannur'aeni.syarifahannisa.rahmaayupratiwi.sarahmar'atusshalihah.anisaaqilaazmahbahirah)

Kamis, 13 Mei 2010

Ya Allah...Aku Jatuh Cinta...


Kalau kau tau apa arti lain dari CINTA..
Selain getar aneh di dada…
Adalah dia yang menggugah rasa…
Adalah hidup bertabur bunga,
Dalam damai, ceria dan segala mesra...
Jatuh Cinta itu berjuta rasanya…

Ketika semua rasa bersatu padu dalam sebuah hati, hatimu merasakan kekuatan mencintai. Kamu tersenyum meski hatimu terluka, karena yakin ia milikmu. Kamu menangis kala bahagia bersama, karena yakin ia cintamu. Cinta melukis bahagia, sedih, sakit hati, cemburu, berduka dan hatimu tetap diwarnai mencintai, itulah dalamnya cinta…
Begitu engkau jatuh cinta, kau akan memberikan semua perhatian dan pikiranmu kepada apa yang kamu cintai. Ia yang selalu mempengaruhi waktu dan tindakanmu. Engkau berfikir hidup akan menjadi hampa tanpa kehadirannya.
Begitulah cinta yang coba kumaknai, meski aku hanyalah insan yang masih mengeja apa itu CINTA… Karena cinta pulalah kita ada di dunia. Maka isilah hari-harimu dengan CINTA dan engkau akan merasakan betapa HIDUP ITU INDAH… Life is beautiful…

Maka akan kukatakan bahwasanya......

Ya Allah,

Aku

Jatuh

Cinta


Cinta padaMu, cinta pada dakwah ini… Pada jalan yang dapat mendekatkanku padaMu, pada keridhoanMu, pada jannah-Mu yang indah, yang takkan pernah aku bisa membayangkannya…
“Dakwah merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan duri dan rintangan. Kemenangan dakwah akan diperoleh jika anggota-anggotanya komitmen dan teguh dalam menapaki jalan dakwah.” (Fathi Yakan)

PUISI DAKWAH (Suatu inspirasi dari Arkanul Bai`ah)
Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh, aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”.
Ikhwan wa Akhwatifillah, Para Da`i dan Da’iyah…
Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan…
Duri dan batu terjal selalu mengganjal,…
Lurah dan bukit senantiasa menghadang…
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia…
Tetapi Cahaya Maha Cahaya,…
Syurga dan Ridho Allah…
Cinta adalah sumbernya,…
Hati dan jiwa adalah rumahnya…
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu…
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana…
Dan jika seseorang mendapat hidayah keranamu Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…

Ikhwan wal Akhwatifillah, Para Junudud Dakwah !!
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu…

Jika engkau cinta maka dakwah adalah FAHAM…
Mengerti tentang Islam,…
Risalah Anbiya dan warisan ulama Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya…
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah IKHLAS…
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya…
Seperti Kata Abul Anbiya,…
“Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta”
Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”
Jika engkau cinta maka dakwah adalah AMAL…
membangun kejayaan ummat bila dan di mana saja berada…
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan…
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir…
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga Negara…
Tingkatkan kerja secara tertib untuk mencapai nusrah dari Allah…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah JIHAD…
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan…
Tinggikan kalimah Allah rendahkan kalimah syaitan durjana…
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya,…
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAAT…
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya…
serta orang-orang bertaqwa yang tertata…
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah…
nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TADHHIYAH,…
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta…
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima…
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka…
Sedangkan tiap titisan keringat berpahala lipat ganda…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah THABAT,…
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan…
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan…
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan…
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAJARRUD…
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan…
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,…
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau…
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya sampingan…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TSIQOH…
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan…
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya…
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah UKHUWAH…
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan…
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin…
Salamatus Shodri merupakan syarat terendahnya,…
Itsar bentuk tertingginya…
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’ie dalam cinta-Nya…
berjumpa karena taat kepada-Nya…
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah, saling berjanji untuk menolong syariat-Nya…

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu DAKWAH. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari…

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah saw. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun, ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”. Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… Justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… Akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu keimanan akan terus berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik. Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan”, hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yang heboh ria MEMAMER-MAMERKAN AMALNYA adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya
besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi target doa para mujahid sejati,
“Ya Allah, berilah dia petunjuk… Sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang…“
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah.
Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(Alm. Ust Rahmat Abdullah)


Ketika CINTA itu tak lagi seindah dulu, di mana engkau benar-benar merasakan cinta pada perjumpaan pertama (di awal hijrah)... Maka cobalah tuk kembali mengingat masa-masa indah itu, masa di mana engkau selalu merasa rindu tuk bersama ia yang engkau cintai...
Rasakan kembali nuansa cinta yang indah itu, kala engkau tersenyum meski saat itu engkau ingin menangis... Jangan hanya mengingat ketika hatimu terluka karena sesuatu di masa itu...

Semoga kita bisa kembali merasakan CINTA itu lagi... Amiiin...

(Copas, dengan sedikit perubahan....semoga bermanfaat..hamasah!!!!)

Jumat, 07 Mei 2010

Bertahan di Titik Perjuangan

Ketika relung hati ini dihantui oleh keterpurukan..
Mencari kekuatan serasa terabaikan
Berharap menemukan oase namun ketidaan menjelma..
Mencoba untuk bangkit,
Tetapi beban terlalu akrab dg diri ini..
Ingin rasanya menghempaskan segala penat yg melintang
Karena keadaan menceraikan setiap harapan..
Namun ternyata itu tak mudah,
Ya...
Tak semudah melepaskan keinginan,
Tak semudah membalikkan telapak tangan,
Tak semudah yg kuharapkan..
Tapi sulit,
Sesulit memetik mawar berduri diatas bukit nan jauh..
Hingga dalam kesendirian...
Ada yg menelisik ke dalam hati,
"Ini harus terhenti"
Tak sanggup rasanya meruntuhkan ghirah dan perjuangan yg telah tersusun..
Karena aku percaya..
Janji Allah adalah benar,
Kemuliaan akan disandingkan dg mereka yg berpaling dari keputus asaan..
Dan surga adalah nyata bagi mereka yg kukuh dibalik tembok kesabaran..
Kini,kutegaskan pada diri..
Meraih yg hakiki adalah pasti..
Kutepis ketakberdayaan
Dengan lambungan keimanan..


Tasik - Palembang
¤ Sya_Riri ¤
5 Mei 2010

Senin, 03 Mei 2010

Nulis lagi...bismillah... :)

Alhamdulillaah….Maha Suci Alloh setelah sekian lama blog ini terbengkalai , akhirnya Ia pun menggerakkan kembali hati dan tangan saya untuk mentransfer sekelumit kata yang terlalu lama terkurung dalam benak dan pikiran saya. Alih-alih sedang sibuk (atau malah mempersibuk diri??ntahlah….) saya jadi semakin jarang menyempatkan diri untuk sekedar menggoreskan tinta hikmah yang saya dapat, hingga kesempatan yang lapang pun hilang tergerus oleh kelalaian-kelalaian yang secara sadar ataupun tidak telah saya perbuat. Astaghfirullah…. =(
Selain itu, akhir-akhir ini kadang saya merasa takut untuk menulis. Bukan takut dikritik atau dikomentari (justru ini yang saya inginkan untuk perbaikan tulisan-tulisan saya ^_^ ). Hanya saja saya sering terhantui oleh bayang-bayang ketidakseimbangan antara yang saya tulis dan saya perbuat. Kurang ahsan rasanya jika saya dengan lihainya menuliskan dan menyampaikan sesuatu yang belum mampu saya perbuat. Mengingat betapa bencinya Alloh terhadap perbuatan itu. (Allah...mungkin hamba pernah melakukan ini T.T )
Tapi pada saat-saat kritis seperti itu (Cieee....:D) saya menemukan tulisan seorang teman yang membuat jiwa menulis saya berkobar kembali. Kurang lebih kesimpulan dari tulisan itu seperti ini...” Lakukanlah sesuatu sebelum kau menuliskan dan mengatakan sesuatu itu untuk orang lain.”. Hyaaa...seketika itu hati saya pun tersengat dan dengan cepat mengomando diri saya untuk menuliskan setiap hikmah dari apa yang telah saya lakukan dan saya alami.
Saya pun sadar, pada dasarnya yang menulis (baca : kita) hanyalah manusia biasa yang sama-sama sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas amalnya lewat tulisannya sendiri. Sudah beriringankah antara tulisan dan perbuatan kita?? Dari pertanyaan inilah setidaknya kita bisa mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Karena seringkali dengan itu kita terpacu untuk melakukan sesuatu yang lebih baik sebagai refleksi daripadanya.
Akhirnya, dengan segala kekurangan yang saya miliki, saya pun memberanikan diri untuk kembali menumpahkan perasaan ataupun pemikiran saya (semata untuk kebaikan) melalui tulisan. Menyenangkan rasanya bisa mengembalikan semangat yang sempat layu.. dan sekarang saya pun ingin menulis lagi.... d^_^b
Semoga Alloh selalu membimbing dan membukakan hati kita untuk menyerap ilmu-ilmuNya yang tersurat dalam Al-Quran maupun yang tersirat di alam, sehingga kita dapat mengambil setiap hikmah yang diberikan-Nya untuk kita amalkan dan kita tuliskan. Amiiin Yaa Rabb..hamasah!

Hiasan Perjuangan


Secercah cahaya kamera memotret pemilik mata sendunya..
Dengan setengah terpaksa..
Sesungging senyum di lontarkan ke arahnya..
Menjelajahi sorot mata yang menyimpan seribu cerita..
Terlihat jelas darinya..
Guratan-guratan urat perjuangan melawan berbagai masalah hidup
Yang dengan tegar ia lewati sejuta rintangan itu..
Meski penat dirasa..
Namun keyakinan akan indahnya janji abadi telah kokoh dalam jiwa
Dalam diamnya.
Ia mencoba bangkit..
Dan dalam diamnya..
Ia tegaskan pada dirinya sendiri..
“Wahai diri..
Lempar jauh-jauh rasa gelisah..
Duka..
Bimbang..
Yang bersemayam dalam hati..
Biarkan air mata menetes..
Hilangkan lara di hati..
Terima semua sebagai bagian perjalanan hidup ini..
Dengan kebesaran hati dan jiwa..
Engkau akan temukan
Apa rahasia dibalik titian kehidupan yang telah dijalani..
Hingga kelak akan kau rasakan..
Tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri..
Berhentilah sejenak
Agar hati damai dan tenang
hingga rasa itu menelusup ke tulang tulang..
Berharaplah sinar iman hadir
Hingga menyentuh hati.
Bila telah bersinar...
Sebesar apapun rintangan yang kan kau tempuhi.
Itulah hiasan perjuangan...
Dan tombak keyakinan harus selalu kau tancapkan dalam diri..
Bahwa keterkaitan hati & iman akn meneguhkan langkah..
Seperih apa pun garis hidup yang harus dijalani..
Hiingga Allah merengkuhmu dalam dekapan.
Memenuhi janjinya,untukmu yang tak lelah bertawakkal.."


Dalam indahnya ukhuwah fillah

Sunda_Sriwijaya

2010.Mei.18

(diannur'aeni.syarifahannisa.rahmaayupratiwi.sarahmar'atusshalihah.anisaaqilaazmahbahirah)

Ya Allah...Aku Jatuh Cinta...


Kalau kau tau apa arti lain dari CINTA..
Selain getar aneh di dada…
Adalah dia yang menggugah rasa…
Adalah hidup bertabur bunga,
Dalam damai, ceria dan segala mesra...
Jatuh Cinta itu berjuta rasanya…

Ketika semua rasa bersatu padu dalam sebuah hati, hatimu merasakan kekuatan mencintai. Kamu tersenyum meski hatimu terluka, karena yakin ia milikmu. Kamu menangis kala bahagia bersama, karena yakin ia cintamu. Cinta melukis bahagia, sedih, sakit hati, cemburu, berduka dan hatimu tetap diwarnai mencintai, itulah dalamnya cinta…
Begitu engkau jatuh cinta, kau akan memberikan semua perhatian dan pikiranmu kepada apa yang kamu cintai. Ia yang selalu mempengaruhi waktu dan tindakanmu. Engkau berfikir hidup akan menjadi hampa tanpa kehadirannya.
Begitulah cinta yang coba kumaknai, meski aku hanyalah insan yang masih mengeja apa itu CINTA… Karena cinta pulalah kita ada di dunia. Maka isilah hari-harimu dengan CINTA dan engkau akan merasakan betapa HIDUP ITU INDAH… Life is beautiful…

Maka akan kukatakan bahwasanya......

Ya Allah,

Aku

Jatuh

Cinta


Cinta padaMu, cinta pada dakwah ini… Pada jalan yang dapat mendekatkanku padaMu, pada keridhoanMu, pada jannah-Mu yang indah, yang takkan pernah aku bisa membayangkannya…
“Dakwah merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan duri dan rintangan. Kemenangan dakwah akan diperoleh jika anggota-anggotanya komitmen dan teguh dalam menapaki jalan dakwah.” (Fathi Yakan)

PUISI DAKWAH (Suatu inspirasi dari Arkanul Bai`ah)
Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh, aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”.
Ikhwan wa Akhwatifillah, Para Da`i dan Da’iyah…
Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan…
Duri dan batu terjal selalu mengganjal,…
Lurah dan bukit senantiasa menghadang…
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia…
Tetapi Cahaya Maha Cahaya,…
Syurga dan Ridho Allah…
Cinta adalah sumbernya,…
Hati dan jiwa adalah rumahnya…
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu…
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana…
Dan jika seseorang mendapat hidayah keranamu Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…

Ikhwan wal Akhwatifillah, Para Junudud Dakwah !!
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu…

Jika engkau cinta maka dakwah adalah FAHAM…
Mengerti tentang Islam,…
Risalah Anbiya dan warisan ulama Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya…
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah IKHLAS…
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya…
Seperti Kata Abul Anbiya,…
“Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta”
Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”
Jika engkau cinta maka dakwah adalah AMAL…
membangun kejayaan ummat bila dan di mana saja berada…
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan…
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir…
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga Negara…
Tingkatkan kerja secara tertib untuk mencapai nusrah dari Allah…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah JIHAD…
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan…
Tinggikan kalimah Allah rendahkan kalimah syaitan durjana…
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya,…
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAAT…
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya…
serta orang-orang bertaqwa yang tertata…
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah…
nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TADHHIYAH,…
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta…
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima…
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka…
Sedangkan tiap titisan keringat berpahala lipat ganda…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah THABAT,…
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan…
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan…
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan…
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAJARRUD…
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan…
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,…
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau…
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya sampingan…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TSIQOH…
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan…
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya…
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah…
Jika engkau cinta maka dakwah adalah UKHUWAH…
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan…
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin…
Salamatus Shodri merupakan syarat terendahnya,…
Itsar bentuk tertingginya…
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’ie dalam cinta-Nya…
berjumpa karena taat kepada-Nya…
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah, saling berjanji untuk menolong syariat-Nya…

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu DAKWAH. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari…

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah saw. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun, ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”. Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… Justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… Akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu keimanan akan terus berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik. Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan”, hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yang heboh ria MEMAMER-MAMERKAN AMALNYA adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya
besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi target doa para mujahid sejati,
“Ya Allah, berilah dia petunjuk… Sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang…“
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah.
Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(Alm. Ust Rahmat Abdullah)


Ketika CINTA itu tak lagi seindah dulu, di mana engkau benar-benar merasakan cinta pada perjumpaan pertama (di awal hijrah)... Maka cobalah tuk kembali mengingat masa-masa indah itu, masa di mana engkau selalu merasa rindu tuk bersama ia yang engkau cintai...
Rasakan kembali nuansa cinta yang indah itu, kala engkau tersenyum meski saat itu engkau ingin menangis... Jangan hanya mengingat ketika hatimu terluka karena sesuatu di masa itu...

Semoga kita bisa kembali merasakan CINTA itu lagi... Amiiin...

(Copas, dengan sedikit perubahan....semoga bermanfaat..hamasah!!!!)

Bertahan di Titik Perjuangan

Ketika relung hati ini dihantui oleh keterpurukan..
Mencari kekuatan serasa terabaikan
Berharap menemukan oase namun ketidaan menjelma..
Mencoba untuk bangkit,
Tetapi beban terlalu akrab dg diri ini..
Ingin rasanya menghempaskan segala penat yg melintang
Karena keadaan menceraikan setiap harapan..
Namun ternyata itu tak mudah,
Ya...
Tak semudah melepaskan keinginan,
Tak semudah membalikkan telapak tangan,
Tak semudah yg kuharapkan..
Tapi sulit,
Sesulit memetik mawar berduri diatas bukit nan jauh..
Hingga dalam kesendirian...
Ada yg menelisik ke dalam hati,
"Ini harus terhenti"
Tak sanggup rasanya meruntuhkan ghirah dan perjuangan yg telah tersusun..
Karena aku percaya..
Janji Allah adalah benar,
Kemuliaan akan disandingkan dg mereka yg berpaling dari keputus asaan..
Dan surga adalah nyata bagi mereka yg kukuh dibalik tembok kesabaran..
Kini,kutegaskan pada diri..
Meraih yg hakiki adalah pasti..
Kutepis ketakberdayaan
Dengan lambungan keimanan..


Tasik - Palembang
¤ Sya_Riri ¤
5 Mei 2010

Nulis lagi...bismillah... :)

Alhamdulillaah….Maha Suci Alloh setelah sekian lama blog ini terbengkalai , akhirnya Ia pun menggerakkan kembali hati dan tangan saya untuk mentransfer sekelumit kata yang terlalu lama terkurung dalam benak dan pikiran saya. Alih-alih sedang sibuk (atau malah mempersibuk diri??ntahlah….) saya jadi semakin jarang menyempatkan diri untuk sekedar menggoreskan tinta hikmah yang saya dapat, hingga kesempatan yang lapang pun hilang tergerus oleh kelalaian-kelalaian yang secara sadar ataupun tidak telah saya perbuat. Astaghfirullah…. =(
Selain itu, akhir-akhir ini kadang saya merasa takut untuk menulis. Bukan takut dikritik atau dikomentari (justru ini yang saya inginkan untuk perbaikan tulisan-tulisan saya ^_^ ). Hanya saja saya sering terhantui oleh bayang-bayang ketidakseimbangan antara yang saya tulis dan saya perbuat. Kurang ahsan rasanya jika saya dengan lihainya menuliskan dan menyampaikan sesuatu yang belum mampu saya perbuat. Mengingat betapa bencinya Alloh terhadap perbuatan itu. (Allah...mungkin hamba pernah melakukan ini T.T )
Tapi pada saat-saat kritis seperti itu (Cieee....:D) saya menemukan tulisan seorang teman yang membuat jiwa menulis saya berkobar kembali. Kurang lebih kesimpulan dari tulisan itu seperti ini...” Lakukanlah sesuatu sebelum kau menuliskan dan mengatakan sesuatu itu untuk orang lain.”. Hyaaa...seketika itu hati saya pun tersengat dan dengan cepat mengomando diri saya untuk menuliskan setiap hikmah dari apa yang telah saya lakukan dan saya alami.
Saya pun sadar, pada dasarnya yang menulis (baca : kita) hanyalah manusia biasa yang sama-sama sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas amalnya lewat tulisannya sendiri. Sudah beriringankah antara tulisan dan perbuatan kita?? Dari pertanyaan inilah setidaknya kita bisa mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Karena seringkali dengan itu kita terpacu untuk melakukan sesuatu yang lebih baik sebagai refleksi daripadanya.
Akhirnya, dengan segala kekurangan yang saya miliki, saya pun memberanikan diri untuk kembali menumpahkan perasaan ataupun pemikiran saya (semata untuk kebaikan) melalui tulisan. Menyenangkan rasanya bisa mengembalikan semangat yang sempat layu.. dan sekarang saya pun ingin menulis lagi.... d^_^b
Semoga Alloh selalu membimbing dan membukakan hati kita untuk menyerap ilmu-ilmuNya yang tersurat dalam Al-Quran maupun yang tersirat di alam, sehingga kita dapat mengambil setiap hikmah yang diberikan-Nya untuk kita amalkan dan kita tuliskan. Amiiin Yaa Rabb..hamasah!